Isu mengenai makanan yang mengandung alergen memang belum terdengar kencang di Indonesia, tetapi isu ini sudah menjadi isu yang penting di luar negeri. Dikutip dari FARE (Food Allergy Research and Education), lembaga di Amerika yang bergerak di bidang alergen, ada 15 juta orang Amerika yang mempunyai alergi terhadap makanan. Yang menyedihkan adalah 1 dari 13 anak di bawah 18 tahun meninggal dunia akibat terinsfeksi alergi makanan (http://www.foodallergy.org/facts-and-stats). Mari kita lihat lebih dalam mengenai alergen.
Alergi makanan adalah bentuk reaksi dari antigen yang diproduksi dari reaksi abnormal dari sistem imun tubuh. Sistem imun tubuh yang harusnya menyerang penyakit, tetapi justru menyerah sel tubuh yang sehat dan tentu saja merugikan bagi tubuh.
Sedangkan alergen adalah zat yang ada di bahan pangan (biasanya protein) yang diidentifikasi oleh tubuh sebagai zat yang merugikan karena memicu reaksi alergi.
Ada satu lagi istilah yang perlu diketahui, yaitu intoleransi terhadap makanan (Food Intolerant). Food intolerant adalah reaksi yang merugikan dan sama sekali tidak berhubungan dengan sistem imun tubuh.
Alergi Makanan
Sedangkan alergen adalah zat yang ada di bahan pangan (biasanya protein) yang diidentifikasi oleh tubuh sebagai zat yang merugikan karena memicu reaksi alergi.
Ada satu lagi istilah yang perlu diketahui, yaitu intoleransi terhadap makanan (Food Intolerant). Food intolerant adalah reaksi yang merugikan dan sama sekali tidak berhubungan dengan sistem imun tubuh.
Alergi Makanan
90% reaksi alergi makanan disebabkan oleh gandum, produk susu, kacang tanah, kacang-kacangan, telur, kedelai, ikan, dan kerang. Penderita alergi hanya membutuhkan sedikit saja makanan di atas untuk terpicunya reaksi alergi. Sehingga tidak ada toleransi sedikitpun terhadap makanan yang bisa menyebabkan alergi. Jika anda mempunyai alergi makanan, sebaiknya jauh-jauh terhadap salah satu dari 8 jenis makanan tersebut.
Reaksi tubuh terhadap alergi ternyata bermacam-macam dari yang paling ringan sampai yang paling parah (kematian), berikut reaksi-reaksinya terhadap bagian tubuh:
Food Intolerant
- Saluran pencernaan
- Kulit
- Saluran pernafasan
- Anaphylaxis
Food Intolerant
Pernahkah anda menemui orang yang setelah minum susu lalu menderita diare, mual-mual, dan reaksi lainnya? Jika iya, orang tersebut menderita food intolerant. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kasus ini tidak berhubungan dengan sistem imun tubuh. Food intolerant disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh memproduksi enzim tertentu. Akibatnya tubuh tidak dapat mencerna bahan makanan tersebut.
Salah satu contohnya adalah susu. Susu mengandung gula yang hanya terdapat pada produk susu (sapi), yaitu laktosa. Di dalam tubuh, diproduksi enzim laktase yang dapat memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Jika tubuh tidak dapat memproduksi enzim laktase, maka laktosa tetap ada di usus besar.
Di dalam usus besar, banyak terdapat bakteri yang akan mencerna laktosa. Bakteri tersebut akan banyak memproduksi cairan, dan gas sehingga membuat feses menjadi encer, dan perut kembung.
Pada intinya untuk orang yang menderita alergi makanan, maupun food intolerant tidak ada toleransi sama sekali terhadap makanan yang dikonsumsi. Untuk mencegah agar reaksi yang merugikan muncul pada tubuh, satu-satunya cara adalah menghindari makanan yang memicu reaksi alergi maupun tidak dapat dicerna oleh tubuh.
(JKMM)
Salah satu contohnya adalah susu. Susu mengandung gula yang hanya terdapat pada produk susu (sapi), yaitu laktosa. Di dalam tubuh, diproduksi enzim laktase yang dapat memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Jika tubuh tidak dapat memproduksi enzim laktase, maka laktosa tetap ada di usus besar.
Di dalam usus besar, banyak terdapat bakteri yang akan mencerna laktosa. Bakteri tersebut akan banyak memproduksi cairan, dan gas sehingga membuat feses menjadi encer, dan perut kembung.
Pada intinya untuk orang yang menderita alergi makanan, maupun food intolerant tidak ada toleransi sama sekali terhadap makanan yang dikonsumsi. Untuk mencegah agar reaksi yang merugikan muncul pada tubuh, satu-satunya cara adalah menghindari makanan yang memicu reaksi alergi maupun tidak dapat dicerna oleh tubuh.
(JKMM)