Serat dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu serat yang larut air dan serat yang tidak larut air. Karena adanya perbedaan dari kedua sifat serat tersebut, maka tubuh juga memperlakukannya secara berbeda.
1. Serat Larut Air (Soluble Fiber)
Komponen utama dari darah manusia adalah air, sehingga serat yang larut air dapat dibawa oleh darah ke seluruh tubuh.
Kenyang Lebih Lama
Serat yang larut air memiliki kemampuan membentuk gel yang baik. Gel tersebut akan mengikat banyak air, dan cenderung lebih "kental", akibatnya usus akan terasa lebih penuh. Itulah sebabnya mengapa perut akan terasa kenyang lebih lama ketika mengkonsumsi banyak serat.
Menurunkan Kadar Glukosa dalam Darah, dan Kolesterol dalam Tubuh
Makanan di dalam usus, diserap oleh dinding usus halus dan masuk ke darah. Bila serat mengikat banyak air, dan membentuk gel, maka kemungkinan glukosa, ataupun kolesterol untuk bersentuhan dengan dinding usus halus dan masuk ke darah menjadi lebih kecil. Ketika glukosa yang masuk ke dalam darah lebih sedikit, maka insulin yang dihasilkan oleh pankreas juga menjadi lebih sedikit, sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi menurun. Kadar kolesterol menjadi dapat ditekan pula dengan mekanisme yang sama (Queenan, et al., 2007).
Beberapa sumber makanan yang mengandung serat tak larut air adalah: oat, konyakku, coklat, biji-bijian (serealia), dll
1. Serat Tidak Larut Air (Insoluble Fiber)
Mendukung Penurunan Kolesterol
Serat yang tak larut air dapat mengikat asam empedu yang dihasilkan di hati dan keluar melalui feses. Untuk membuat asam empedu, diperlukan asetil-CoA dan kolesterol. Ketika empedu banyak dibuang, maka tubuh akan memproduksinya kembali dengan memakai kolesterol. Akibatnya, kadar kolesterol dalam tubuh akan berkurang. Selain itu asam propionat yang dihasilkan, terbukti mencegah pembentukan kolesterol dalam tubuh.
Mencegah Kanker Usus Besar
Asam butirat yang dihasilkan dari fermentasi serat tidak larut air dapat mencegah kanker usus besar. Asam butirat dapat membuat keasaman usus besar menjadi meningkat (lebih asam, pH rendah). Kondisi ini merupakan hal yang tidak mendukung pertumbuhan sel kanker. Selain itu dengan asam butirat juga akan menetralkan amonia. Amonia merupakan komponen yang membuat sel kanker dapat tumbuh dengan cepat. Dengan bertambahnya jumlah bakteri probiotik, maka tubuh akan lebih kebal terhadap penyakit, termasuk dalam melawan sel kanker. (McIntyre, et al., 1993)
Contoh makanan yang mengandung serat tidak larut air adalah sayur, dan buah-buahan.
JKMM
Referensi:
Codex Committee on Nutrition and Foods for Special Dietary Uses (2009). Thirty firstsession. Du¨ sseldorf, Germany.
McIntyre, A.; Gibson, P. R.; Young, G. P. 1993. Butyrate production from dietary fibre and protection against large bowel cancer in a rat model. Gut 1993;34:386-391 doi:10.1136/gut.34.3.386
Queenan, K. M.; Stewart, M. L.; Smith, K. N.; Thomas, W.; Fulcher, R. G.; and Slavin, J. L. 2007. Concentrated oat β-glucan, a fermentable fiber, lowers serum cholesterol in hypercholesterolemic adults in a randomized controlled trial. Nutrition Journal 2007, 6:6